Dominasi Bitcoin Turun, Musim Altcoin Kembali?

Jumat 01-08-2025,19:12 WIB
Reporter : Rio Winto
Editor : Rio Winto

JAKARTA, Weradio.co.id - Di tengah pergerakan sideways Bitcoin, dominasi pasar aset kripto terbesar itu justru mengalami penurunan signifikan. 

Dalam sebulan terakhir, dominasi Bitcoin anjlok sekitar 7%, menembus garis tren naik yang telah terbentuk sejak tiga tahun terakhir. 

Penurunan dominasi ini memicu spekulasi bahwa musim altcoin (altseason) mungkin akan dimulai dalam waktu dekat.

“Pola grafik dominasi BTC tahun ini menyerupai formasi falling wedge yang juga muncul pada tahun 2021, sebelum reli besar-besaran altcoin terjadi. Diprediksi dominasi Bitcoin bisa turun hingga 52% dalam beberapa bulan ke depan,” menurut Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur dalam keterangan resmi yang dibaca Weradio.co.id, Jumat, 1 Agustus 2025.

BACA JUGA:Aturan Baru Pajak Kripto, Pelaku Usaha Wajib Adaptasi

Altcoin seperti Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan XRP sudah mulai menunjukkan performa lebih baik dibanding BTC dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan volume perdagangan berjangka perpetual Ethereum telah melampaui Bitcoin untuk pertama kalinya sejak akhir 2022, berdasarkan data dari Glassnode.

Indeks Musim Altcoin dari Blockchain Center saat ini berada di level 37, menandakan altseason belum secara resmi dimulai. Namun, jika tren ini berlanjut, altcoin berpotensi menjadi pusat perhatian investor dalam waktu dekat.

Pasar kini menanti data inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang akan dirilis dalam waktu dekat. Indikator ini dikenal sebagai tolok ukur favorit The Fed dalam menilai inflasi. 

Jika data aktual lebih rendah dari ekspektasi 0,3%, pasar kripto kemungkinan besar akan merespons positif karena memperbesar peluang pelonggaran kebijakan moneter.

BACA JUGA:Pasar Kripto Waspada, Bitcoin Bertahan, Altseason Mulai Terlihat

"Volatilitas kemungkinan masih akan tinggi dalam beberapa hari ke depan menjelang rilis data inflasi," kata Fyqieh Fachrur. 

"Bagi investor, ini saat yang tepat untuk menerapkan strategi manajemen risiko, dan tetap mengamati pergerakan harga dengan cermat," tutur Fyqieh Fachrur.

 

Kategori :