Cara Generasi Muda Memaknai Kebudayaan Lokal di Tengah Arus Modernisasi Digital

Cara Generasi Muda Memaknai Kebudayaan Lokal di Tengah Arus Modernisasi Digital

Pengamat hukum dan kebudayaan, R Jossy Belgradoputra mengikuti sebuah acara di Padepokan Bumi Ageung Saketi, Cibiru, yang diprakarsai oleh Abah Endjoem dan Ayah Dody, baru-baru ini.-Weradio.co.id-Swarga TV Cibiru Wetan

BACA JUGA:Mesin EDC Hasilkan Fee Based Income Triliunan 

Di Padepokan Bumi Ageung Saketi, bukan hanya seni pertunjukan yang ditampilkan, melainkan juga filosofi hidup, rasa hormat terhadap leluhur, semangat kebersamaan, gotong royong, dan kearifan dalam menyikapi alam. 

Inilah inti dari kebudayaan lokal, yakni sebuah panduan etis dan moral yang relevan sepanjang masa. Generasi muda perlu diajak merasakan nilai-nilai ini, bukan sekadar menghafalnya. 

Generasi muda perlu tahu mengapa tarian itu sakral, mengapa pantun itu jenaka, dan mengapa sebuah tradisi itu ada.

Maka, tugas semua pihak, terutama para pendidik, budayawan, dan tentu saja keluarga, adalah menjadi jembatan penghubung. 

BACA JUGA:Justin Bieber Luncurkan Album Dedikasi untuk Istri dan Putranya

Manusia, kata R Jossy Belgradoputra, perlu membuka ruang-ruang dialog, memberikan platform bagi eksplorasi kreatif, dan menunjukkan bahwa kebudayaan lokal itu keren, adaptif, dan kaya makna. 

Memaknai kebudayaan lokal di era digital berarti menjadi bagian integral dari identitas manusia modern, bukan sebagai peninggalan usang, melainkan sebagai kekuatan yang memberi arah dan warna dalam menghadapi setiap perubahan zaman.

“Dengan begitu, kita memastikan jati diri bangsa ini takkan lekang dimakan waktu, dan terus menginspirasi generasi-generasi selanjutnya,” jelas R Jossy Belgradoputra.