Bangun Ekonomi Sirkular, Mahasiswa Teknik Undip Kembangkan Inovasi Lingkungan Terpadu

Bangun Ekonomi Sirkular, Mahasiswa Teknik Undip Kembangkan Inovasi Lingkungan Terpadu

Mahasiswa Fakultas Teknik Undip yang tergabung dalam tim GreenFusion SDGs menggagas inovasi pengelolaan lingkungan terpadu di Desa Sriwulan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.-Weradio.co.id-Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

KENDAL, Weradio.co,id - Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) yang tergabung dalam tim GreenFusion SDGs menggagas inovasi pengelolaan lingkungan terpadu di Desa Sriwulan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

Program ini mengintegrasikan teknologi pengolahan sampah, pertanian cerdas, dan pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi sirkular.

Melalui program bertajuk Integrasi Sistem Bank Sampah Digital dan Smart Farming TOGA dengan Pemanfaatan Limbah Aren untuk Biopori dan POC serta Budidaya Maggot, para mahasiswa menghadirkan solusi menyeluruh yang mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di tingkat lokal.

Langkah awal dimulai dengan observasi dan pemetaan masalah lingkungan. Hasilnya, Desa Sriwulan tercatat menghasilkan lebih dari 1.000 kilogram sampah organik dan sekitar 450 kilogram limbah peternakan setiap pekan. Jumlah tersebut berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.

BACA JUGA:Kalbe Nutritionals dan Hydro Coco Ciptakan Ekonomi Sirkular di MotoGP Mandalika

Untuk mengatasi persoalan itu, tim mahasiswa merancang sistem digital bernama Sistem Informasi Bank Sampah Sriwulan (Sibisa) yang memudahkan warga dalam memilah, mencatat, dan menukarkan sampah menjadi nilai ekonomi. Sampah rumah tangga, termasuk daun aren, diolah menjadi pupuk organik cair (POC), biopori, dan media budidaya maggot.

Smart Farming

Selain mengelola sampah, mahasiswa juga mengembangkan sistem Smart Farming TOGA berbasis Internet of Things (IoT). Teknologi ini memungkinkan proses penyiraman dan pemupukan tanaman berlangsung otomatis dan efisien. Limbah yang telah diolah dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara maggot digunakan sebagai pakan ikan dalam sistem akuaponik ramah air.

"Inovasi ini kami rancang tidak hanya untuk mengurangi limbah, tapi juga membangun ekosistem ekonomi sirkular yang memberdayakan masyarakat. Teknologi yang kami terapkan sederhana, tetapi berdampak nyata bagi keberlanjutan desa," ujar Ketua Tim GreenFusion, Mohammad Husen Afansyah dalam keterangan resmi yang dibaca Weradio.co.id, Rabu, 15 Oktober 2025

Program ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik Undip, hingga Dinas Pertanian dan Perdagangan Kabupaten Kendal. Kolaborasi lintas sektor ini mendorong transformasi Desa Sriwulan menuju desa berbasis teknologi dan lingkungan berkelanjutan.

BACA JUGA:Menkeu Purbaya Girang Bank Himbara Ngebut Salurkan Dana Rp 200 Triliun Suntikan Pemerintah

Hasilnya terlihat nyata. Dalam waktu empat bulan, desa ini berhasil mengurangi hingga 70% sampah yang sebelumnya tidak terkelola. Warga juga mulai merasakan manfaat ekonomi dari penjualan POC, maggot, dan ikan lele, dengan peningkatan pendapatan yang mencapai jutaan rupiah per bulan.

Puncaknya, warga bersama mahasiswa membentuk 20 rumah TOGA mandiri, menanam ratusan tanaman herbal dengan sistem pertanian pintar, serta mengolah puluhan kilogram limbah menjadi produk bernilai jual.

Kepala Desa Sriwulan, Sulistyo, mengapresiasi keterlibatan mahasiswa dalam membawa inovasi tepat guna ke tengah masyarakat.