Melalui Pembangunan Fase 2A, MRT Jakarta Jadikan Glodok dan Kota Tua sebagai Destinasi Wisata Kelas Dunia

Melalui Pembangunan Fase 2A, MRT Jakarta Jadikan Glodok dan Kota Tua sebagai Destinasi Wisata Kelas Dunia

MRT Jakarta Juga Prioritaskan Revitalisasi Kawasan Bersejarah untuk Fase 2A. --X MRT Jakarta

JAKARTA, Weradio.co.id - Revitalisasi aset-aset bersejarah di kawasan Glodok hingga Kota Tua bertujuan untuk menjadikan dua kawasan tersebut sebagai destinasi wisata yang hidup dan berkelas dunia.

Demikian dikatakan Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud, dalam MRTJ Fellowship Program 2025 di Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025.

Menurut Farchard, kawasan berorientasi transit atau  TOD di Glodok hingga Kota Tua adalah yang paling unik. Proyek ini dipersiapkan untuk menyambut pengoperasian Stasiun MRT Kota yang dijadwalkan pada 2029.

“Ini adalah persaingan untuk bagaimana merevitalisasi aset-aset yang sudah ada, yang sudah indah tidak perlu diapa-apakan,” kata Farchad seperti dikutip Weradio.co.id dari Antaranews.com.

“Jadi teman-teman enggak perlu ke luar negeri untuk mendapatkan pemandangan yang bagus-bagus itu. Cukup naik MRT, turun di Stasiun Kota,” tambah  Farchad.

Memang, PT MRT Jakarta (Perseroda) mengambil pendekatan berbeda dalam pengembangan kawasan berorientasi transit (TOD) di jalur Fase 2A. Mereka memprioritaskan revitalisasi aset-aset bersejarah di kawasan Glodok hingga Kota Tua, alih-alih membangun area komersial baru.

BACA JUGA:MRT dari Lebak Bulus Sampai Serpong Dibiayai Swasta Penuh?

Menurut Farchard, TOD di kawasan kawasan Glodok hingga Kota Tua adalah yang paling unik. Proyek ini dipersiapkan untuk menyambut pengoperasian Stasiun MRT Kota yang dijadwalkan pada 2029.

“Ini adalah persaingan untuk bagaimana merevitalisasi aset-aset yang sudah ada, yang sudah indah tidak perlu diapa-apakan,” ujar Farchad.

“Jadi teman-teman enggak perlu ke luar negeri untuk mendapatkan pemandangan yang bagus-bagus itu. Cukup naik MRT, turun di Stasiun Kota,” kata dia menambahkan.

Farchad menjelaskan, konsep utama pengembangan TOD ini adalah mengubah kawasan tersebut menjadi pusat destinasi pejalan kaki. Ruas jalan dari Pantjoran Tea House di Glodok hingga Stasiun Kota akan direvitalisasi.

Bahkan, MRT mengusulkan agar hanya Transjakarta bertenaga listrik yang diperbolehkan melintas, sehingga menciptakan lingkungan bebas polusi yang nyaman.

Di sisi Glodok, meski pembangunan gedung tinggi masih mungkin dilakukan, Farchad menyebut area pejalan kaki akan tetap menjadi ciri khas utama.

BACA JUGA:Pemprov DKI Jakarta Tata Taman untuk Jawab Keluhan Warga Jakarta