Kemkomdigi Gelar Bimtek Angkat Isu Karhutla

Kemkomdigi Gelar Bimtek Angkat Isu Karhutla

Public Relations Coach Jojo S. Nugroho memberikan simulasi media handling komunikasi krisis kepada peserta luring.-weradio.co.id-Humas Komdigi

PALEMBANG, Weradio.co.id - Di tengah meningkatnya isu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menjadi sorotan, peran Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam mengelola komunikasi krisis semakin penting.

Kecepatan dan ketepatan dalam menyampaikan informasi kepada publik, serta kemampuan media handling secara efektif, kini menjadi sebuah keharusan.

Menyadari urgensi tersebut, Kementerian Komunikasi dan Digital menyelenggarakan Bimbingan Teknis Media Handling Komunikasi Krisis Isu Kebakaran Hutan dan Lahan di Palembang, Sumatra Selatan, pada 30 Juli 2025.

Plt. Direktur Kemitraan Komunikasi Lembaga dan Kehumasan, Kemkomdigi, yang diwakili Ketua Tim Pengelolaan Komunikasi Strategis Pemerintah, Hastuti Wulanningrum, menyampaikan bahwa isu karhutla perlu ditangani bersama, termasuk dari segi komunikasi.

BACA JUGA:5 Tips Ampuh Agar Rumah Tidak Bocor Saat Musim Hujan

“Kemkomdigi khususnya Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media, merupakan satuan tugas (satgas) yang bertanggung jawab dalam komunikasi publik mengenai isu kebakaran hutan dan lahan,” ujar Hastuti.

Penanggulangan isu karhutla dijelaskan Hastuti tidak bisa dikerjakan sendiri oleh Kementerian Kehutanan maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Kolaborasi lintas sektor dibutuhkan dalam mengelola krisis dan menyampaikan informasi ke masyarakat luas.

“Di era digital, pengelolaan komunikasi krisis menjadi bagian yang tak terpisahkan dari upaya penanggulangan karhutla,” tambah Hastuti. Terkait hal tersebut, Bimbingan Teknis Media HandlingKomunikasi Krisis Isu Kebakaran Hutan dan Lahan digelar untuk mengoptimalkan pemanfaatan media digital, terutama informasi mengenai penanganan karhutla kepada masyarakat luas.

Sekitar 300 peserta hadir secara daring dan luring, mulai dari Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Balai Pengendalian Kebakaran Hutan (Dalkarhut), Dinas Kehutanan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) & Unit Pelaksana Teknis (UPT), Diskominfo, dan Tim Kehumasan Instansi Pendidikan.

Risiko dan Pencegahan Karhutla Perlu Dipahami Masyarakat

Pada 28 Juli 2025, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan menghadapi puncak musim kemarau pada Agustus 2025.

BACA JUGA:Pamer Cincin Tunangan, Georgina Tuliskan Pesan Hangat untuk Cristiano Ronaldo

Terutama di wilayah Sumatra dan Kalimantan, dengan wilayah prioritas mencakup Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Meskipun Indonesia memasuki kondisi La Niña (kemarau basah) hingga Mei 2025, risiko karhutla tetap tinggi, terutama di wilayah dengan vegetasi kering dan lahan gambut.

Penanganan karhutla, saat ini memiliki urgensi yang semakin tinggi salah satunya terkait ancaman terhadap kesehatan masyarakat dan kerusakan alam. Demikian disampaikan oleh Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Sumatra Selatan, Sudirman, pada sesi pertama. Terlebih, dari luas Provinsi Sumsel yang seluas 8,37 juta hektar, sekitar 1,27 hektarnya merupakan lahan gambut.